ZAINAB AL KUBRA R.A.

ZAINAB AL KUBRA R.A. , Seorang wanita cucu Rasulullah SAW, yang begitu tabah
dan tetap tegar menghadapi ujian dan cobaan, demi kemuliaan keturunan
Rasulullah SAW.
------------------------------------------------------------------------


Menulis tentang Sitti Fatimah Azzahra dengan meninggalkan begitu saja kedua
puterinya, rasanya memang kurang adil. Apalagi kalau yang dibicarakan itu
menyangkut puterinya yang bernanna Zainab Al-Kubra. Ia tercatat dalam
sejarah Islam sebagai wanita yang tabah dan gagah berani Seperti diketahui,
di samping kedua puteranya yang termasyhur itu, dalam perkawinannya dengan
Imam Ali r.a., Sitti Fatimah Azzahra juga diberkahi oleh Allah s.w.t. dengan
dua orang puteri. Mereka itu adalah Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash-Sugra.
Bersama dengan Al-Hasan dan Al-Husain r.a., kedua wanita itu sudah sejak
masa anak-anak ditinggalkan untuk selamalamanya oleh ibundanya. Dalam usia
yang masih muda sekali ini, sesaat sebelum wafat Sitti Fatimah r.a. telah
berpesan khusus kepada Zainab Al-Kubra agar ia menjaga baik-baik kedua
saudara lelakinya itu.

Memang, beban yang terberat bagi Sitti Fatimah Azzahra sebelum meninggal
dunia rupanya adalah keempat anaknya yang masih kecil-kecil itu. Dikisahkan
bahwa sesaat sebelum menghembuskan nafasnya yang terakhir Sitti Fatimah r.a.
tak dapat menahan kepedihan hatinya. Ia harus memenuhi panggilan Ilahi pada
usia yang begitu muda, 28 tahun. Sedangkan anak-anaknya belum satu pun yang
mencapai usia sepuluh tahun.

Sesudah itu pada usia masih remaja, bahkan masih anak-anak, Zainab Al-Kubra
sudah diserahi tanggung jawab untuk menjaga adik-adik dan merawat
kakak-kakaknya. Tidak banyak yang bisa diungkapkan mengenai peran masa
anak-anak yang dilakukan oleh kedua puteri Sitti Fatimah Azzahra itu.
Riwayat-riwayat hanya mengungkapkan kehidupan dan perkembangan Al Hasan dan
Al Husain r.a. Hal ini tidak perlu diherankan, karena dunia kehidupan Arab
yang keras jarang sekali mengedepankan peran seorang wanita. Jadi walaupun
Zainab Al-Kubra dan Zainab Ash Sugra termasuk dalam lingkungan keluarga
sangat mulia nama mereka jarang sekali ditonjolkan.

Baru beberapa tahun kemudian setelah Zainab Al Kubra meningkat remaja, maka
peranannya diungkapkan oleh para periwayat. Sejarah akhirnya mencatat
namanya dan mengakui peran penting yang dijalankan oleh Zainab Al Kubra
dalam melindungi kesinambungan generasi penerus keluarga RASUL Allah s a w.
Bagaimana pun juga, walau Zainab Al Kubra seorang wanita, tetapi ada darah
kemuliaan dan kesucian yang mengalir dalam tubuhnya. Sejak masa anak-anak ia
telah turut memikul tanggung jawab kehidupan rumahtangga Imam Ali r.a. yang
ditinggal wafat oleh Sitti Fatimah Azzahra. Zainab Al Kubra dengan tekun dan
tabah melaksanakan amanat yang ditinggalkan oleh bundanya sesaat sebelum
wafat. Dengan penuh tanggung jawab dirawatnya adik-adik dan kedua kakaknya
itu. Boleh dikatakan ia tak pernah berpisah jauh dari kedua saudara
lelakinya itu.

Tidak ada pengungkapan mengenai kelanjutan kehidupan Zainab Ash-Sugra.
Sedangkan tentang Zainab Al Kubra justru makin menonjol setelah Al-Husain
r.a. gugur di Karbala. Wanita inilah pada usia sudah lebih setengah abad
tanpa mengebal gentar sedikit pun sedia mati untuk menyelamatkan keturunan
langsung Rasul Allah s a.w. Ia menjadi saksi hidup tentang siksaan yang
dialami oleh saudara lelakinya itu sampai Al-Husain r.a. meninggal dengan
gagah berani.