Pendidikan Anak dari tafsir surat Al-Qashas ayat 7

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan mencoba menbahas tentang pendidikan anak berdasarkan dari tafsir surat Al-Qashas ayat 7,

Dan Kami ilhamkan kepada ibu Musa:"Susuilah dia, dan apabila kamu khawatir terhadapnya maka jatuhkanlah dia ke sungai (Nil).Dan janganlah kamu khawatir
dan jangan (pula) bersedih hati, karena sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya (salah seorang) dari para
rasul.QS Al-Qashas 28 : 7
Kalau kita baca sekilas, saya yakin kita semua telah mengetahui kisah Nabi Musa AS diatas, tapi bila diperhatikan dan dikaji, terdapat pedoman pendidikan anak yang telah Allah ilhamkan kepada ibunda Musa, karena di dalam ayat tsb:

Terdapat 2 Perintah Allah
Terdapat 2 Larangan Allah
Terdapat 2 Janji Allah

Marilah kita perhatikan satu-persatu:

Terdapat 2 Perintah Allah:
a. Susukanlah:  Susu merupakan minuman yang "bersih" dan menyehatkan. Oleh karena itu orang tua diwajibkan memberikan makanan yang bersih (halal) dan yang menyehatkan (halalan thoyiban).  Arti susu di ayat tsb juga dapat berarti fitrah (Islam) seperti yang Allah firmankan:

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah);

Tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah.(Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,QS Ar-Rum 30:30

Jadi kewajiban ayah-bunda untuk memberikan dasar-dasar aqidah Islam kepada putra-putri yang dicintainya.

b. Jatuhkan ke sungai:  Ini merupakan suatu perintah Allah AWT yang irrasional, tapi hal ini akan membangkitkan  keyakinan kepada Allah bahwa segala perintahNYA adalah baik untuk kita.

Terdapat 2 Larangan Allah:
a. Jangan kuatir:  Menghadapi kehidupan ini kita harus berani, jangan takut menghadapi segala cobaan atau halangan (tidak takut hidup).

b. Jangan berjiwa lemah:  Kita tidak boleh berjiwa lemah dan mudah emosi dalam menjalani kehidupan ini.

Terdapat 2 Janji Allah:
a. Mengembalikannya:  Bila anak-anak telah dididik secara islami, maka mereka akan mempunyai rasa tanggungjawab untuk merawat ke dua orang tuanya kelak. Dapat diartikan pula sebagai generasi penerus.

b. Menjadi Rosul (pemimpin):  Anak-anak tsb akan menjadi pemimpin.

Allah telah memperingatkan kepada kita, hati-hati terhadap generasi yang "lemah" dibelakang kita:

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.QS An-Nisa' 4:9
Oleh sebab itu pendidikan anak dalam Islam merupakan hal yang sangat penting.
Beberapa point yang harus diperhatikan dalam pendidikan anak:
1. Pendidikan intelektuel
2. Pendidikan akhlak
3. Pendidikan tanggungjawab
4. pendidikan pergerakan Islam (haraqah islamiyah)

Beberapa orientasi yang perlu dicamkan dalam mendidik anak:

1. Jadikan anak sebagai penyedap mata (qurota aiyn), seperti yang tertulis dalam Al Quran:

Dan orang-orang yang berkata:"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa.QS Al-Furqan 25:74
2. Didiklah anak sehingga dia nantinya mampu memikul beban.
3. Didiklah sehingga mampu sebagai pemimpin orang-orang yang bertaqwa.
4. Persiapkan anak sebagai generasi penerus risalah Islam
5. Jadikan anak sebagai investasi orang tua di dunia dan di akhirat.

Dalam mendidik anak diperlukan bahasa komunikasi yang tepat, dan Islam pun dalam masalah ini telah memberikan contoh:

1. Bahasa Otoriter:  Misalnya dalam memberikan pelajaran sholat, bila anak telah berusia 10 tahun belum mau sholat, maka orang tua boleh memukulnya (pada tangan/kaki).  Disini dapat diambil pelajaran, bahwa orang tua HANYA boleh memukul anak setelah usia 10 tahun dan dalam masalah sholat, bukan karena tidak mau tidur siang atau malas mandi.

2. Bahasa Edukatif:  Pembicaraan antar Lukman dan anaknya dalam Al Quran merupakan salah satu contoh dari bahasa edukatif ini.

(Luqman berkata):"Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya).Sesungguhnya Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. QS Luqman 31:16.
3. Bahasa Demokrasi: Allah telah memberikan contoh yang sangat indah dari dialog antara nabi Ibrahim as dengan nabi Ismail as, ketika Allah memerintahkan nabi Ibrahim untuk menyembelih anaknya, yang dapat di baca dalam surat As-Saffat 102:
 
Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata:"Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu.Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab:"Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". QS As-Saffat 37:102
Demikianlah yang dapat saya sampaikan kali ini, semoga ada manfaatnya terutama bagi saya sendiri yang sedang mendidik putra-putri, begitu juga bagi rekan-rekan, baik yang sedang ataupun yang akan mendidik anak.
Bila ada yang tidak berkenan mohon dimaafkan, bila ada yang salah saya siap dikoreksi, dan bila ada yang kurang dengan senang hati saya menerima tambahannya.
Yang benar itu datangnya selalu dari Allah SWT.
Bukankah aku telah menyampaikan? Ya Allah , saksikanlah!
wabillahi taufik walhidayah
w a s s a l a m u a l a i k u m
Abu Muflih