KUPINANG ENGKAU DENGAN HAMDALLAH

Rasulullah pernah bertanya "Apa yang menghalangi seorang mu'min untuk mempersunting istri? Mudah2an Allah mengaruniainya keturunan yang memberi bobot kepada bumi dengan kalimat Laa ilaha illaLlah" Apa yang menghalangi kita untuk menikah? Kenapa kita merasa berat untuk meminang seorang akhwat secara baik2 dengan mendatangi keluarganya? Apa yang menyebabkan sebagian kita terhalang langkahnya untuk mempersunting seorang gadis muslimah yang baik2 sebagai istri, sementara keinginan ke arah sana seringkali sudah terlontarkan. Sementara kekawatiran jatuh kepada maksiat sudah mulai menguat. Sementara ketika 'maksiat2 kecil' sempat berlangsung, ada kecemasan kalau2 keterlambatan menikah membuat kita jatuh kepada maksiat yang lebih besar. Syair karya Al Bushiri yang didalamnya ada sindirian buat kita:

Siapa itu Yang sanggup kendalikan Hawa nafsu Seperti kuda liar Yang dikekang temali kuat?

Jangan kau berangan

Dengan maksiat nafsu

Dikalahkan Maksiat itu makanan

Yang bikin nafsu buas dan kejam

Sungguh hampir saja kaki kita tergelincir kepada maksiat2 besar kalau Allah tidak menyelamatkan kita. Dan kita benar2 memasukinya kalau kita tidak segera meniatkan menjaga kesucian kemaluan kita dengan menikah. Awalnya menumbuhkan niat yang sungguh2 untuk saat menghalalkan pandangan mata dengan akad nikah yang sah. Mudah2an Allah menolong kita dan tidak mematikan kita dalam keadaan membujang. Rasulullah pernah mengingatkan "Orang yang meninggal diantara kalian yang berada dalam kehinaan adalah bujangan". Rasulullah juga mengingatkan bahwa " sebagian besar penghuni neraka adalah orang2 bujangan".

Seorang laki2 yang membujang harus menanggung beban syahwat yang sangat berat. Apalagi pada masa seperti sekarang ini ketika hampir segala hal memanfaatkan gejolak syahwat untuk mencapai keinginan. Perusahaan obat banyak menggunakan gambar2 wanita, perusahaan rokok yang memanfaatkan gadis2 muda yang seronok untuk mempromosikan. Tak sekedar itu, internet, acara TV, radio, bahkan artikel kesehatan dan olahraga dikoran dimanfaatkan untuk mengekspos rangsangan pornografi demi meningkatkan oplah. Maka tak semua dapat menahan pikiran dan angan2nya. Banyak keluhan mengenai pikiran2 dan angan2 mereka tentang pernikahan atau mengenai harapanya terhadap seorang gadis. Dorongan2 alamiah untuk mempunyai teman hidup telah menyita banyak konsentrasi. Daya serap terhadap ilmu kurang tajam. Apalagi untuk sholat, sulit untuk merasakan kekhusyukan. Ketika mengucapkan iyyaKana'budu wa iyyaKa nasta'in yang muncul bukan kesadaran mengenai kebesaran Allah yang patut disembah, melainkan bayangan2 suatu saat telah menikah. Malah sebagian membayangkan pertemuan2. Sholat yang belum menikah memang sulit untuk mencapai kekhusyukan, apalagi memberi bekas dalam akhlak sehari2. Oleh sebab itulah Rasulullah bersabda " Shalat dua rekaat yang didirikan oleh orang yang sudah menikah lebih baik dari shalat malam dan berpuasa disiang harinya yang dilakukan oleh seorang lelaki bujangan".

Maka bagaimana seorang yang masih membujang dapat mengejar derajat orang2 yang sudah menikah, kalau shalat malam yang disertai puasa disiang harinya saja tak bisa disejajarkan dengan derajat sholat dua rekaatnya meraka yang telah didampingi istri. Padahal mereka yang telah mencapai ketenangan batin, penyejuk mata dan ketenteraman jiwa dengan seseorang istri yang sangat besar rasa cintanya, bisa jadi melakukan shalat sunah lebih banyak dibanding dengan yang belum menikah. Maka apa yang bisa mengangkat seseorang bujangan kepada kemulian akhirat?

Membujang rasanya lebih dekat kepada kehinaan, sekalipun jenggot yang lebat telah membungkus kefasihan mengucapkan dalil2 suci Al Qur'an dan Al Hadits. Bujangan, tanpa seorang pendamping yang dapat membantunya bertaqwa kepada Allah, hati dapat terombang ambing oleh istink untuk memenuhi kebutuhan biologis, oleh kerinduan untuk mempunyai sahabat khusus yang hanya kepadanya kita bisa menceritakan sisi2 hati. Dalam keadaan demikian kita disibukan oleh maksiat yang terus menerus. Sesekali dapat melepaskan maksiat memandang wanita yang bukan muhrim, tetapi masuk kemaksiat yang lain. Pikiran disibukan hal2 yang kurang maslahat. Kalau sesuatu sangat dikecam dan diperingatkan bahayanya biasanya Islam memberiakn penghormatan yang tinggi untuk yang sebaliknya. Membujang tidak disukai, maka menikah mendekatkan manusia kepada surga-Nya. Seseorang yang menikah berarti menyelamatkan ½ agamanya. Bahakan bagi seorang remaja menikah berarti menyelamatkan 2/3 agamanya. Rasulullah bersabda "Tiga orang yang akan selalu diberi pertolongan oleh Allah adalah seorang mujahid yang selalu memperjuangkan agama Allah, seorang penulis yang selalu memberi penawar, dan seseorang yang menikah untuk menjaga kehormatannya". Dan ada lagi "Bukan termasuk golongan ku orang yang merasa kawatir akan terkungkung hidupnya karena menikah kemudian ia tidak menikah".

Sekarang ketika niat sudah mantap dan tekad sudah bulat, marilah mempersiapkan hati untuk melangkah ke peminangan. Mendahului dengan Hamdalah Orang yang meminang kata Imam Nawawi disunahkan untuk memulai dengan membaca hamdallah dan shalawat untuk Nabi. Pinanglah ia dengan mengucapkan "Alhamdulillahieabbil'alamin. Allahuma shali'alaa Muhammad wa'alaa ali Muhammmad". Setelah itu ucapkan syahadat "Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu baginya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Aku datang kepada kalian untuk mengungkapakan keinginan kami melamar putri kalian 'Fulanah' atau janda kalian 'Fulanah' binti Fulan". Nabi bersabda "Setiap lamaran yang tidak ada syahadat di dalamnya seperti tangan yang tiada barakah".

Contoh peminangan yang dilakukan Bilal ketika ia bersama Abu Ruwaihah menghadap Kabilah Khaulan "Saya ini Bilal, dan ini saudaraku. Kami datang untuk meminang. Dahulu kami berada dalam kesesatan kemudian Allah memberi petunjuk. Dahulu kami budak2 belian kemudian Allah memerdekakan..., Jika pinangan kami Anda terima kami panjatkan ucapan Alhamdulillah dan kalau anda menolak maka kami mengucapkan Allahu akbar". Kalau kita diterima pujilah Allah, pemingan pun insyaAllah merupakan bentuk pujian kepada-Nya dengan menjaga kehormatan atas apa2 yang dikaruniakan. Kalau peminangan ditolak agungkanlah Allah. Kita tetap berprasangka baik. Sebab bisa jadi penolakan merupakan jalan penyucian jiwa dari kezaliman2 diri. Bisa jadi penolakan untuk mencapai kematangan, kemantapan dan kejernihan niat.

Wanita boleh menawarkan diri Ada empat wanita yang dimuliakan surga yaitu salah satunya Khadijah bin Khu-wailid. Yang dari rahimnya yang suci lahir salah seorang wanita utama lainya yaitu Fatimah Az-Zahra. Keduanya adalah orang yang paling dicintai Nabi. Dalam suatu riwayat dikisahkan suatu saat A'isyah merasa cemburu lalu berkata "Bukankah ia hanya seorang wanita tua dan Allah telah memberi gantinya untuk mu yang lebih baik dari padanya? Maka beliaupun marah sampai berguncang rambut depannya. Lalu beliau berkata 'Demi Allah! Ia tidak memberikan ganti untukku yang lebih baik dari padanya. Khadijah telah beriman kepadaku ketika orang2 mendustakanku, ia memberikan hartanya ketika manusia lain tidak mau memberi dan Allah memberikan anak darinya dan tiada memberi anak dari yang lain'.

Pernikahan antara Rasul dangan Khadijah adalah pernikahan yang paling indah dan penuh barakah. Pernikahan yang seagung itu justru dari inisiatif Khadijah. Ia mengusulkan pernikahan kepada Muhammad saw, menurut riwayat mahar berasal dari hartanya. Ia menolak pernikahan dengan raja, para bangsawan, tetapi lebih menyukai Muhammad yang miskin dan yatim. Ia mencari suami yang agung, kuat dan berkepribadian tinggi dan berjiawa bersih. Dan itu ada pada Muhammad. Ketika hatinya terpikat betul, ia meminta Maisarah yang menjadi pembantu dekatnya untuk mengamati gerak gerik dan tingkah laku Muhammad. Laporan Maisarah kelak mendorong Khadijah menawarkan diri kepada beliau.

Menikah merupakan sunah yang diagungkan Allah. Dalam Al Quran menyebutnya dengan mitsaqan ghalizha (perjanjian yang sangat berat) adalah perjanjian yang paling kuat dihadapan Allah. Hanya 3 kali perjanjian ini disebut dalam Al Quran, dua lainya untuk perjanjian tauhid. Allah lah yang mejadi saksi ketika akad nikah. Setiap jalan menuju mitsaqan ghalizha dimuliakan Allah. Islam memberikan penghormatan yang suci kepada niat dan ikhtiar untuk nikah.

Nikah adalah masalah kehormatan agama bukan hanya sekedar penyaluran biologis. Islam boleh wanita menawarkan dirinya kepada laki2 yang berbudi luhur yang ia yakini kekuatan agamanya, dan kejujuran amanahnya menjadi suami. Dan Khadijah adalah teladan pertama bagi wanita untuk menawarkan diri. Sikap menawarkan diri menunjukan ketinggian akhlak dan kesungguhan untuk mensucikan diri. Sikap ini lebih dekat kepada ridha Allah dan untuk mendapatkan pahala-Nya. Yakinlah Allah akan mencatatnya sebagai kemuliaan dan mujahadah (perjuangan) suci. Tak peduli tawaran itu diterima atau ditolak, terutama kalau dia tidak memiliki wali. InsyaAllah, jika sikap menawarkan diri dilakukan dengan ketinggian kesopan santunan, tidak akan menimbulkan akibat kecuali yang maslahat. Seorang laki2 yang memiliki pengetahuan mendalam pasti akan meninggikan penghormatan terhadap mujahadah saudaranya. Tidak akan merendahkan wanita yang menjaga kehormatan seperti ini, kecuali laki2 yang rendah dan tidak memiliki kehormatan, kecuali sekedar apa yang disangkanya sebagai kebaikan.

Seorang laki2 insyaAllah akan sangat merasa hormat, setia dan menaruh kasih sayang mendalam jika ia menerima tawaran wanita shalihah untuk menikahi. Mudah2an Allah menambahkan kemuliaan dalzm keluarganya dan memberikan keturunan yang meninggikan derajat orang tua dihadapan Allah. Kalau terhalang untuk menerima tawaran, insyaAllah pada diri laki2 akan tumbuh rasa hormat segan dan respek terhadapapnya. Mudah2an Allah mengumpulkan wanita2 seperti itu bersama Khadijah. Amin Allahuma Amin. Imam bukhari menceritakan ada seorang wanita datang menawarkan diri kepada Rasulullah "Ya, Rasulullah! Apakah baginda membutuhkan daku?" Putri Anas yang hadir dan mendengar itu mencela sebagai wanita yang tidak punya harga diri dan rasa malu "Alangkah sedikit rasa malunya. Sungguh memalukan, sungguh memalukan". Anas berkata kepada putrinya "Dia lebih baik dari mu. Dia senang kepada Rasulullah, lalu dia menawarakn dirinya untuk beliau!"