RUH JIHAD RAMADHAN


 
Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sesungguh-sungguhnya. Dia telah memilih kamu. Dan Dia tidak menjadikan di dalam agama ini suatu kesempitan.... (Al Hajj: 78)


Ada orang menuding "Berpuasa Romadhon menurunkan produktifitas dan melemahkan semangat kerja!!" Benarkah tudingan ini? Tidak sama sekali!!
Justru di bulan Ramadhan ghierah dan semangat ummat Islam sedang berada dalam kondisi puncak. Tanggal 17 Ramadhon tahun ke 2 Hijriyah merupakan hari bersejarah bagi kaum muslimin. Saat itu berlangsung satu titik balik dalam perjuangan Rasulullah dan para sahabatnya menegakkan Islam. Itulah saat terjadinya  perang Badar Al Kubro yang sangat menentukan dalam perjalanan sejarah Islam. Hari pertempuran Badar oleh Al Qur-an disebut sebagai "yaumal furqon" (hari pemisah haq dan bathil) dengan bertemunya  dua pasukan di medan perang.
Kitabullah Al Qur-an mengisyaratkan bahwa hari furqon berkesesuaian dengan hari diturunkannya Al Qur-an pertama kali kepada Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam. Firman Allah,

....jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami  (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Berkuasa atas segala sesuatu.
(Al Anfaal: 41)
Berdasarkan ayat ini para ulama sepakat bahwa Al Qur-an diturunkan pada tanggal 17 Romadhan 15 tahun sebelum perang Badar, yaitu di saat Nabi kita berusia 40 tahun.
Dalam perang Badar ini, Rasulullah hanya dengan 313 orang sahabat beliau dari kalangan Muhajirin dan Anshar berhadapan dengan pasukan Quraisy berjumlah 1000 orang. Posisi tidak seimbang ini ternyata tidak melemahkan semangat para sahabat, bahkan mereka memperoleh kemenangan gilang gemilang yang tercatat dalam sejarah.
Peristiwa perang lain pun juga berlangsung di bulan mulia ini, misalnya  Penaklukan Kota Makkah (Romadhon thn 8 H), Pertempuran Tabuk  (9 H), Perang 'Ain Jalut (658 H), Penaklukan Andalusia (92 H), Perang Ajnadin dan lain-lain. Dari berbagai peristiwa ini, nyata sekali bahwa berpuasa tidak menimbulkan kelemahan pada Ummat Islam. Malahan ia mampu membakar semangat dan menumbuhkan kesiapan berjihad dengan landasan iman yang suci murni.
Ramadhan adalah bulan produktifitas ummat Islam, bulan yang membuat mereka memiliki nilai tambah di hadapan Allah kemudian seluruh ummat manusia. Disebut bulan jihad karena ia merupakan saat yang paling tepat untuk melatih kesungguhan dalam menegakkan agama Allah baik dalam diri maupun masyarakat.
Bagi seorang muslim, Romadhon adalah saat untuk melatih iman di hatinya agar mampu mengendalikan nafsu dan syahwat. Dengan pengendalian ini, ia bebas dari penghambaan kepada hawa  nafsu. Karena itu, di bulan inilah setiap muslim melakukan jihadunnafs (jihad melawan hawa nafsu). Firman Allah,
Dan barangsiapa berjihad untuk mencari keredhaan Kami, sungguh akan Kami tunjukkan kepadanya jalan-jalan Kami dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat kebaikan. (Al Ankabuut: 69)
Jihad Sepanjang Sejarah
Bila anda membuka lembaran sejarah Rasulullah dan para sahabatnya, nampaklah bahwa hidup beliau dipenuhi dengan jihad fi sabilillah. Jihad Rasulullah berlangsung baik dalam bentuk jihadun nafs (Jihad terhadap nafsu) maupun jihad qitali (peperangan). Selama 10 tahun di Madinah, Rasulullah melakukan lebih dari 80 kali perang besar dan ekspedisi kecil, 27 di antaranya dipimpin langsung oleh beliau. Beberapa perang Rasulullah berlangsung di bulan Ramadhan.
Setiap pengikut Rasulullah pasti menyadari bahwa salahsatu konsekuensi iman adalah keharusan menegakkan agama Allah. Firman Allah,
Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sesungguh-sungguhnya. Dia telah memilih kamu. Dan Dia tidak menjadikan di dalam agama ini suatu kesempitan.... (Al Hajj: 78)
Jihad mampu menghidupkan kembali ghairah keislaman, menghilangkan keputus asaan dan menegakkan kejayaan Islam. Gambaran dari keutamaan jihad ini sering kita temukan dalam sejarah Islam.
Setelah Rasulullah SAW wafat, banyak orang mengira Islam tak mampu lagi bertahan. Tatkala Abu Bakar As Shiddiq tampil sebagai Khalifah  tersebarlah gelombang isu yang menganggap Islam telah lemah dan kehilangan kekuatan.  Orang-orang munafik  seolah-olah mendapat angin segar, di antara mereka banyak yang murtad bahkan ada yang mengaku Nabi. Sementara itu, kehilangan Nabi, membuat kaum muslimin merasa rendah diri, sehingga salah seorang muslimin ada yang berkata kepada Abu Bakar, "Wahai khalifah Rasulullah, tutup saja pintumu dan berdiamlah di dalam rumah serta beribadahlah kepada Allah hingga ajal menjemputmu!".
Kondisi ini membuat Abu Bakar merasa tertantang. Beliau mengucapkan ucapannya yang terkenal, "Apakah Islam akan dilecehkan sedangkan aku masih hidup?".
Abu Bakar memberangkatkan pasukan Usamah ra ke medan perang yang sudah lama direncanakan Rasulullah. Sebagian orang tidak setuju karena mereka menilai Usamah  masih sangat muda. Usianya baru  16 tahun. Di hadapan para sahabat yang tidak setuju, Abu bakar berpidato lantang,
"Demi Allah yang jiwa Abu Bakar berada di tangan-Nya. Meskipun  ada seekor hewan ganas  yang akan menerkamku, aku akan tetap mengirim Usamah seperti yang pernah diperintahkan Rasulullah. Meskipun tidak ada yang tinggal di sini selain diriku sendiri, tentu hal ini tetap aku laksanakan. Sekali-kali aku tidak akan menyalahi ketetapan Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam".
Dengan idzin Allah, pasukan Usamah yang masih muda itu ternyata berhasil memporak porandakan pasukan Romawi di Tabuk sehingga kemenangan pun diperoleh kaum muslimin dengan gemilang.
Setelah itu, Abu Bakar RA juga mengirim pasukan untuk memberantas orang-orang murtad dan enggan membayar zakat. Beliau membasmi kekuatan Musailamah Al Kazzab (Si pendusta) yang mengaku Nabi.
Maka jihad menghidupkan kembali kekuatan ummat dan mengembalikan stabilitas pemerintahan Islam. Jihad menjadi  sumber kekuatan ummat dan pertahanan eksistensinya. Sikap Abu Bakr ini bukan hanya terpatri di dalam sejarah, tetapi berpengaruh terhadap para pemuda Islam sepanjang zaman, ketika melihat kezhaliman dan tantangan terhadap Islam berlangsung di hadapan mereka. Hal ini dikarenakan jihad merupakan jalan hidup orang-orang beriman. Firman Allah,
Hanyasanya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tiada ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar. (Al Hujaraat: 15)


PRIORITAS JIHAD ABAD INI
Salah satu bentuk jihad yang dibenarkan Islam adalah membela negeri Islam yang tertindas dan dizhalimi. Melenyapkan penjajahan dan memerangi imperialisme, terutama melepaskan masjid Al Aqsha dari tangan musuh-musuh Islam. Jihad inilah yang telah dilakukan oleh Umar bin Khattab dan Sholahuddin Al Ayyubi di masa lampau.
Umar bin Khattab menaklukan Rumawi dan mengayomi Palestina dengan Islam. Di bawah naungan panji Islam kaum Nasrani dan Yahudi Palestina hidup damai berdampingan dengan kaum muslimin selama berabad-abad.
Akibat hasutan orang-orang Yahudi, Perang Salib membangkitkan gairah orang-orang Nasrani untuk merampas Palestina dari kaum muslimin sehingga kaum Nasrani melakukan pembantaian di Yerusalem dengan menujadikan buminya banjir darah kaum muslimin yang mereka sembelih.
Sholahuddin Al Ayyubi membangkitkan gairah jihad kaum muslimin untuk merebut kembali Al Aqsha dari penguasa Nasrani pada perang Ain jalut yang terkenal. Selanjutnya bumi Palestina kembali damai dalam pangkuan Islam berabad-abad lamanya.
Sejak awal abad 20 hingga saat ini orang-orang Yahudi La'natullah di dukung negara AS, Inggris dan Perancis - melakukan intervensi di Palestina dengan tidak sah. Mereka telah berhasil mendirikan negara Israel tahun 1948 dengan beraneka raga,m tipu daya dan kecurangan. Sampai sekarang mereka melakukan penyiksaan dan pembantaian terhadap setiap usaha membebaskan tanah suci itu.
Kini saatnya kaum muslimin di seluruh dunia membantu Ummat Islam Palestina yang dimangsa oleh kekejaman Yahudi La'natullah. Inilah salahsatu nilai jihad utama di abad ini. Karena selama ini kelicikan tipu daya Yahudi bukan saja telah merusak nilai-nilai kemanusiaan di Palestina tetapi juga telah memporak porandakan moral masyarakat dunia.
Setiap muslim telah diperintahkan untuk menyambut seruan Allah membela suatu bangsa yang teraniaya,

Maka mengapakah kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan membela orang-orang yang lemah baik dari laki-laki dan wanita-wanita dan anak-anak yang semuanya berdo'a; Wahai Rabb kami keluarkanlah kami dari negeri ini yang zhalim penduduknya. Dan berikanlah kami pelindung dari sisi Engkau  dan berilah kami   penolong dari sisi Engkau. (An Nisaa; 75)
Kaum Muslimin, khususnya  generasi muda, sudah selayaknya menyatakan permusuhannya terhadap Yahudi Israel dan melawan mereka dengan berbagai cara yang memungkinkan sampai mereka hengkang dari Palestina. Misalnya dengan mengumpulkan dana sebanyak-banyaknya untuk membantu perjuangan Kaum Muslimin Palestina. Cara lain adalah menyebarluaskan semangat jihad kepada seluruh Kaum Muslimin di dunia untuk mengutuk kekejaman Yahudi dan penindasan terhadap bangsa Palestina serta menolak dibukanya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Israel.
 

Rasulullah Shollallahu Alaihi Wa Sallam bersabda,
"Romadhon adalah bulan sabar, dan sabar itu balasannya syurga. Bulan santunan, bulan ditambahkannya rezeki orang mu'min. Siapa yang memberi makanan untuk berbuka pada orang berpuasa, balasannya ampunan terhadap dosa-dosanya dan dirinya dibebaskan dari neraka dan dia mendapat pahala sebesar sebesar orang yang berpuasa itu tanpa mengurangi pahala orang tersebut". (HR. Ibnu Khuzaimah)